Empat Bayi Meninggal Dalam Satu Pekan di Jeddah

Liputan BMI, Jeddah, Anak adalah anugrah terindah yang selalu dinanti setiap pasangan berumah tangga. Selain itu anak juga merupakan titipan dari Allah Swt  kepada setiap orang tua. Oleh karena itu orang tua hendaknya bisa menjaga kebutuhan sang jabang bayi dari semenjak bayi dalam kandungan dan merawat  agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat jasmani maupun rohani dan berakhalaqul karimah serta memiliki intelegensi yang tinggi.

Namun apa jadinya ketika kehamilan datang kepada para Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) yang sedang bekerja diluar negeri, sudah barang tentu kehamilan tersebut akan menggangu rutinitas pekerjaan kepada si ibu yang sedang mengandung , apalagi kehamilan tersebut dialami para TKW overstayer yang tidak mempunyai identitas yang tetntunya akan mempersulit akses pemeriksaan kehamilan dan bahkan sampai proses kelahiran.

Ganjar Hidayat selaku Ketua Umum Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia ( BMI-SA ) mengatakan dalam sepekan ini telah meninggal sebanyak empat bayi di kota Jeddah. "Tiga bayi yang meninggal tersebut dikarnakan karena kurangnya perawatan dan asupan gizi selama bayi tersebut dalam kandungan yang akhirnya bayi tersebut tidak mempunyai daya metabolisme tubuh sehingga mengakibatkan kematian dan satu diantaranya meninggal didalam kandungan dikarnakan aborsi yang dilakukan si ibunya sendiri dengan cara meminum obat sekotek, " ujar Ganjar dalam keterangan persnya.

Masih kata Ganjar, kondisi ini diakibatkan ketidakpedulian dan ketidak ingin tahuan para TKW Overstayer tentang resiko menggugurkan anak adalah taruhanya nyawa. "Atas kejadian ini kami dari BMI-SA akan melakukan penyuluhan dan membagi-bagikan PIL KB ( Keluarga Berencana ) kesetiap penampungan di Jeddah, " sambungnya.

"Bukanya kami melarang kepada para TKW untuk punya anak, tapi kita hanya mengingatkan tujuan awal datang ke Arab Saudi adalah untuk bekerja, bukan untuk membuat anak, apalagi status mereka adalah overstayer yang tidak mempunyai identitas resmi dan pernikahannya pun dilakukan di Jeddah, karena tidak sedikit para TKW yang sudah hamil ditinggalkan suaminya, karena ketakutan dan kepanikan akhirnya menggugurkan kandunganya, " ungkap Ganjar.

"Selain taruhanya nyawa, kita juga harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita kepada Sang Khalik Allah Swt, untuk itu kami hanya mengingatkan saja tentang resiko dan sulitnya dari proses kehamilan sampai tahap melahirkan bagi TKW overstayer, karena mencegah lebih baik daripada mengobati, " tutup Ganjar.