Liputan BMI, Jeddah- 17 agustus 1945 adalah moment sejarah yang tidak bisa dilupakan masyarat Indonesia, pasalnya hari tersebut adalah hari dimana rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia yang di motori oleh Soekarno-Hatta. Merdeka adalah bebas dari segala belenggu ( kekangan ) dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah kebebasan bagi mahluk hidup untuk mendapatkan hak berbuat menurut kehendaknya.
Peringatan kemerdekaan dan upacara pengibaran bendera merah putih di Jeddah, Arab Saudi telah digelar kemarin pagi ( 17/08 ) di halaman Wisma Konjen dan berlangsung sangat meriah.
Sementara kekecewaan ditunjukan oleh Liana Helda salah seorang Aktivis perempuan di Jeddah, Liana menulis kekecewaanya dilaman facebooknya, menurut Liana peringatan kemerdekaan merupakan hari besar untuk rakyat Indonesia, namun hari besar tersebut seakan-akan hanya milik mereka yang mempunyai kedudukan dan jabatan, padahal. menurut Liana, apa salahnya KJRI mengundang dan mensosialisasikan kepada para TKI bahwa akan diadakan upacara di KJRI. "Semoga ditahun berikutnya akan ada perubahan tanpa harus memilah dan memilih, apalagi membedakan antara orang besar dan orang kecil, karena Indonesia tercipta atas perjuangan semua kalangan," pungkas Liana dalam tulisanya.
Muhammad Roland salah satu pengamat sosial di Jeddah menilai, bahwa Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) di Arab Saudi belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, dikarnakan masih banyaknya TKI yang teraniaya dan belum mendapatkan hak-haknya dengan sesuai. Pemerintah Indonesia, sambung Roland, belum memberikan pelayanan dan perlindungan yang signifikan kepada TKI.
"Dalam memperingati kemerdekan RI, seharusnya KBRI dan KJRI mengeluarkan surat edaran seperti yang pernah dilakukan pada PILPRES lalu, kepada para majikan agar memberi cuti dan memberi izin bagi TKI untuk mendatangi KBRI/KJRI mengikuti peringatan kemerdekaan, hal ini akan membuat para TKI merasakan suasana dan arti tentang kemerdekaan, " keluh Roland.
Dalam memperingati kemerdekan ini, Roland menulis sajak yang menggambarkan arti kemerdekaan bagi TKI : Anak istri, sanak saudara kami tinggalkan dan terpaksa berpisah hanya karena ingin mendapatkan roti yang tidak kebagian di negri sendiri. Disaat kemerdekaan dikumandangkan dari layar tv dengan jutaan aneka pesta dan pawai serta seremony kenegaraan bercampur ruah dengan kegembiraan, tapi itu bukan bagi kami para TKI, kami hanya diam, membisu dan memandang sang saka merah putih dilayar tv.
Ya Tuhan, jangankan roti dan nasi dari negri kami yang katanya gemah ripah loh jinawi, bendera merah putih pun tak bisa kupandang dan ku sentuh, kami menindaskan diri di era penjajahan, kami memenjarakan diri ditengah kebebasan. Bukan salah majikan kami, bukan pula salah kami, tapi salah pemimpin kami yang selalu mencuri roti-roti untuk kami.
Redaksi : Iyad Wirayuda