Shokhikul Khasanah binti khairuddin bin supardi alamat.simbang wetan RT.24/08, Pekalongan-JawaTengah mengalami sakit usus buntu yang sudah sangat kronis. Kabar ini didapat dari Tomy Wijaya salah satu Pengurus Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia ( BMI-SA ) yang mendapat laporan dari salah satu teman Shokhikul.
Setelah koordinasi dengan para pengurus yang lain, akhirnya Tim BMI-SA yang diwakili Tomy Wijaya, Firdaus dan Rafi langsung mendatangi kediaman Shokhikul yang berada di Al Shamir, Jeddah. Ketika melihat kondisi Shokhikul yang sangat memprihatinkan, Tim BMI-SA akhirnya memutuskan untuk membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Jeddah Nahdi, namun sayang, pihak rumah sakit menolaknya, dengan alasan tidak sangup menanganinya dan tidak mempunyai peralatan. Mendengar pernyataan itu, Tim BMI-SA langsung membawanya lagi ke Rumah Sakit Al Nasim, namun sayang, lagi-lagi pihak Rumah Sakit mengklaim tidak mempunyai peralatan dan hanya menangani pasien yang mempunyai penyakit ringan, pihak Dokter Al Nasim pun menyarankan untuk membawanya ke Rumah Sakit yang lebih besar, dengan rasa semangat yang tinggi, Tim BMI-SA pun membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Malik Fahat, namun apa boleh buat, pihak Rumah Sakit mengatakan tidak ada kamar kosong. Tim BMISA pun tidak menyerah sampai disitu, mereka langsung membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Madani, dan alhamdulillah diterima, setelah Tim BMI-SA membayar biaya pendaftaran, Shokhikul langsung diperiksa pihak Dokter.
Setelah Dokter selesai memeriksa Shokhikul, pihak Rumah Sakit Madani menyatakan, bahwa pasien harus melakukan operasi dengan biaya sekitar SR 15.000 ( RP 45 Juta ), mendengar biaya sangat besar, akhirnya Tim BMI-SA memutuskan untuk membawa Shokhikul pulang. Firdaus salah satu yang ikut membawa Shokhikul menyatakan, tidak ada keputusan lain, selain meminta bantuan KJRI Jeddah.
Muhammad Roland salah satu pengamat sosial di Jeddah sangat mengapresiasi perjuangan para pengurus BMI-SA yang sangat gigih dan mempunyai rasa sosial yang sangat tinggi. Menurut Roland, para pengurus BMI-SA seperti Tomy Wijaya, Firdaus dan Rafi adalah sama seperti TKI yang lain yang bekerja menjadi supir di Arab Saudi, namun mereka rela mengorbankan waktu istrirahat mereka untuk menolong sesama TKI yang membutuhkan bantuan. "Melihat penanganan Shokhikul yang dilakukan mereka bertiga tadi siang, ini jelas sangat memerlukan waktu tenaga pikiran dan materi, kita tidak melihat hasil, tapi kita menilai dari segi perjuanganya" tandas Roland.
Setelah koordinasi dengan para pengurus yang lain, akhirnya Tim BMI-SA yang diwakili Tomy Wijaya, Firdaus dan Rafi langsung mendatangi kediaman Shokhikul yang berada di Al Shamir, Jeddah. Ketika melihat kondisi Shokhikul yang sangat memprihatinkan, Tim BMI-SA akhirnya memutuskan untuk membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Jeddah Nahdi, namun sayang, pihak rumah sakit menolaknya, dengan alasan tidak sangup menanganinya dan tidak mempunyai peralatan. Mendengar pernyataan itu, Tim BMI-SA langsung membawanya lagi ke Rumah Sakit Al Nasim, namun sayang, lagi-lagi pihak Rumah Sakit mengklaim tidak mempunyai peralatan dan hanya menangani pasien yang mempunyai penyakit ringan, pihak Dokter Al Nasim pun menyarankan untuk membawanya ke Rumah Sakit yang lebih besar, dengan rasa semangat yang tinggi, Tim BMI-SA pun membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Malik Fahat, namun apa boleh buat, pihak Rumah Sakit mengatakan tidak ada kamar kosong. Tim BMISA pun tidak menyerah sampai disitu, mereka langsung membawa Shokhikul ke Rumah Sakit Madani, dan alhamdulillah diterima, setelah Tim BMI-SA membayar biaya pendaftaran, Shokhikul langsung diperiksa pihak Dokter.
Setelah Dokter selesai memeriksa Shokhikul, pihak Rumah Sakit Madani menyatakan, bahwa pasien harus melakukan operasi dengan biaya sekitar SR 15.000 ( RP 45 Juta ), mendengar biaya sangat besar, akhirnya Tim BMI-SA memutuskan untuk membawa Shokhikul pulang. Firdaus salah satu yang ikut membawa Shokhikul menyatakan, tidak ada keputusan lain, selain meminta bantuan KJRI Jeddah.
Muhammad Roland salah satu pengamat sosial di Jeddah sangat mengapresiasi perjuangan para pengurus BMI-SA yang sangat gigih dan mempunyai rasa sosial yang sangat tinggi. Menurut Roland, para pengurus BMI-SA seperti Tomy Wijaya, Firdaus dan Rafi adalah sama seperti TKI yang lain yang bekerja menjadi supir di Arab Saudi, namun mereka rela mengorbankan waktu istrirahat mereka untuk menolong sesama TKI yang membutuhkan bantuan. "Melihat penanganan Shokhikul yang dilakukan mereka bertiga tadi siang, ini jelas sangat memerlukan waktu tenaga pikiran dan materi, kita tidak melihat hasil, tapi kita menilai dari segi perjuanganya" tandas Roland.
+ comments + 1 comments
Assalamualaikum.wr.wb. perkenalkan nama saya katiman dari surabaya kerja tki di malaysia, saat menulis ini saya teringat memory masa lalu..saya sangat tergugah hati melihat coretan hati yang bapak tulis. saya jadi teringat tentang masa-masa sulit dulu,karena iktiar dan usaha , seolah2 menjadi dendam bukan lagi motivasi, cuma satu tujuan saya pada saat bagaiman caranya untuk bangkit..singkat kata berbagai macam iktiar dan cara yang saya lalui, mengingat pada saat itu hutang saya 1,2m yang tidak sedikit, belum lagi bunga renternir yang bertambah. karena usaha, kesungguhan hati, akhirnya menemukan jalan /solusi . saya percaya ALLAH ITU TIDAK DIAM MAHA PENYAYANG , cobaan itu bukan lah ujian tapi hadiah yang tersilmut untuk kebahagiaan yang sebenar2nya. Bila butuh angka togel ghaib yg sudah kami buktikan hubungi MBAH WITJAKSONO DI 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
KLIK=> BOCORAN TOGEL 2D 3D 4D 6D